Plan A and Plan B

by - 22:41

Banyak orang yang ketika akan mengambil keputusan selalu menyiapkan cadangan. Aku salah satu dari sekian banyaknya orang itu. Ketika akan mengambil keputusan misalnya akan resign dari perusahaan atau melajutkan pendidikan. Nah, dampak dari pengambilan keputusan itu akan memunculkan si Plan B itu. Kok bisa? karena tidak ada orang di dunia ini yang ingin rugi dari setiap tindakan yang akan mereka lakukan. Meskipun tiap tindakan itu perlu pertanggung jawaban dan resiko, tapi meminimalkan resiko adalah tugas dari Plan B ini. 

Plan A, ketika akan menentukan keputusan apa yang akan diambil dan yakin jika keputusan ini memiliki potensi lebih tinggi meskipun penuh dengan resiko yang akan dihadapi. Sadar atau tidak setiap rencana A (Plan A) yang akan kamu pilih memiliki resiko yang tinggi jauh lebih tinggi dari apa yang kamu kerjakan saat ini. Trus, kok masih ada orang yang mau mengambil keputusan yang beresiko tinggi begitu. Pertanyaan ini tentu saja kamu ajukan kepada si pembuat keputusan karena dibalik semua itu ada alasan yang mendasarinya. Namun secara garis besar, semuanya mengacuh pada ketidakcocokan tempat kerja, passion nya tidak disitu dan ingin mencoba hal baru, terlepas dari ruang lingkup pribadi tiap orang. 

Nah, Karena resiko yang besar itu kamu perlu menyiapkan rencana (Plan B). Pertanyaan yang sempat aku rasa, kapan si Plan B ini beraksi? apa setelah Plan A? eh, tapi kalau Plan A gagal dan Plan B belum siap, atau lakukan diwaktu yang sama?.

Menurut pandangan dan apa yang sudah kulakukan (yaa walaupun belum tahu akan berhasil apa tidak, berdoa saja semoga berhasil Ya Allah) rencanakan keduanya di waktu yang sama, karena ketika merencanakan Plan A maka secara otomatis otak kita akan berpikir kemungkinan terburuk dari Plan A sehingga tanpa kita sadari Plan B dengan berbagai pilihan akan terbentuk dengan sendirinya namun belum dapat kita tentukan Plan B akan seperti apa dan bagaimana nantinya. Ketika Plan A sudah fix dan akan dijalankan maka selesaikan hingga mencapai setidaknya 80%, karena menurutku posisi ini sudah mencakup usaha yang dilakukan dan 20% berikut sisa menambahkan dan memperbayak doa. Pada 80% Plan A, Plan B sudah bisa beraksi sehingga tidak mengganggu usaha kita pada saat mengerjakan Plan A tadi.


Mungkin orang lain berpandangan berbeda dengan apa yang sudah aku tulis di atas itu. 
But it's okay, that's my mind and that's your mind. 
Jika orang lain menuntut kesamaan pendapat buat apa ada kata 'perbedaan'. :)

3 komentar