• Home
  • About Me
  • Thought
  • Anything
    • review
    • studies
  • Favorite
    • Channel
    • books
facebook twitter instagram youtube Linkedin Email

Hello !


Fitri, kamu tahu tidak, kalau kamu itu tidak akan maju jika tidak memulai melangkah. Dan tolong jangan tanyakan cara melangkah itu bagaimana, karena saya tahu kamu sudah pernah melakukannya. Tapi, ingatan mu tentang itu mulai memudar atau kamu yang menisolasinya sendiri. Apa kamu tidak iri melihat teman" mu mulai mengejar mimpinya masing-masing? mungkin kata iri terlihat memalukan tapi jangan pikir untuk memperhalusnya jika hanya untuk menghibur hatimu. Karena saat ini bukan kata penghibur yang kamu butuhkan tapi dorongan. Dan tolong jangan ajukan pertanyaan kenapa harus dorongan, karena kamu sangat lelet untuk memulai apapun itu.  

Dorongan bukan untuk roket saja, bukan untuk orang yang lagi down sekali, bukan orang yang terkena musibah, tapi kondisi mu saat ini memang membutuhkan dorongan itu. Melihat mu melangkah sangat jauh dari kata tertatih-tatih. Kamu selalu memikirkan apa yang ingin kamu lakukan tapi untuk memulai itu sangat sulit. Kamu tahu kenapa? Karena kamu tidak berniat melakukannya. Please jangan mengatakan kalau kamu sudah berniat ketika untuk bergerak sedikitpun masih sulit. 

Saat ini kamu mulai mengerjakan sesuatu yang dari dulu kamu inginkan, tapi saya tahu itu belum berjalan mulus. Namun, saya harap kamu akan terus berjuang dan melangkah maju, nikmati tiap proses yang kamu kerjakan saat ini.  Melangkah tak sesulit apa yang kamu pikirkan saat ini, Just start today and then keep moving. Don't waste your time for something not important.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
 

Beberapa hari belakangan saya aktif menonton Vlog dari Syarif Zapata. Isi Vlognya sangat inspiratif dan melihat dari berbagai sudut pandang. Nah, karena tulisan ini bukan segmen review so, info tentang isi vlognya bagaimana saya skip. 

Disini saya ingin berbagi pendapat saya tentang apa yang dipaparkan Adrian dan Nadine di salah satu Vlog Syarif Zapata tentang Islamophobia di Eropa. Ada pernyataan dari Nadine maupun Adrian yang menarik yaitu mereka sama-sama berpendapat jika menikah dengan beda agama itu sah-sah saja. Saya tidak bisa menilai pendapat dari mereka benar apa salah karena selama konteks nya dalam hal pendapat maka tidak ada penilaian di dalam kalimat itu. Yang ingin saya katakan dari beberapa sumber yang saya baca bahwa tidak ada larangan mutlak menikah dengan orang yang memiliki agama berbeda dengan kita, dan itu terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Maidah: 5 (lebih lengkapnya bisa lihat referensi yang saya baca). Dari Pandangan saya menikah beda agama perlu pemahaman yang mendalam lagi, karena perbedaan agama saya yakin memiliki perbedaan prinsip dalam bersikap dan berpikir. Mungkin sebagian orang menganggap agama hanyalah sebatas status, tapi bagi sebagian orang lagi agama memiliki ideologi yang harus dijunjung tinggi. Dan semua orang berhak atas haknya memeluk agama sesuai kenyakinannya masing-masing.

Saya memiliki keluarga yang kebetulan menikah dengan beda Agama dan berujung mengikuti agama suaminya Islam, namun perbedaan prinsip tidak serta merta mengikut dengan mudahnya. Karena menurut saya prinsip hidup tidak jauh berbeda dengan kebiasaan sehari-hari, (entah ada yang berpendapat berbeda dengan saya, silahkan saja). Itu hanya contoh kecil dari menikah berbeda agama. Pertayaanya bagaiamana dengan anak mereka kelak? I don't care about that. It's not business, the choice is in their hands.

Nah, selain masalah menikah berbeda agama, ada juga mengenai menggunakan hijab/burqah/ Jilbab. Di Eropa terutama di tempat mereka Swiss masih jarang menemukan orang menutup aurat, namun jika di Berlin karena pendatang dari Turki dan beberapa negara Islam sehingga hal itu sudah tampak biasa. Nah, berbeda lagi bagi orang tua atau nenek, mereka masih melihat orang yang menutup aurat sebagai orang aneh dan masih belum terbiasa, bukan karena anti atau apapun itu hanya saja orang tua/nenek ini belum terbiasa terutama bagi muslimah yang menggunakan burqah. 

Ketika saya berkomunikasi dengan teman yang kebetulan orang Eropa mereka menganggap jika menggunakan jilbab itu budaya, mereka tidak menanggap itu identitas suatu agama tapi suatu bangsa. Nggak heran juga yaa karena negara kita mayoritas muslim jadi mereka menganggap itu semacam culture. Padahal menggunakan jilbab (menutup aurat sesuai ketentuan) merupakan kewajiban setiap muslimah. Bagi yang menonton youtube Syarif Zapata akan mengerti perbedaan pendapat saya dengan Adrian dan Nadine. But over all that's how you view a religion.

Apa yang saya paparkan ditulisan ini murni pendapat saya mengenai apa yang saya lihat, dan masih banyak yang ingin saya tambahkan, mungkin di tulisan selanjutnya yaa..

So, don't judge any statement from other people.
Please, respect people's opinions.



Referensi : Youtube : Syarif Zapata
                  KonsultasiSyariah.com 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
To: Fitri
Tepat tanggal 20 Maret 2019 genap sudah usai mu 25 tahun artinya sudah 1/4 abad sudah kamu lalui. Selama perjalanan yang panjang itu saya ucapkan terima kasih sudah berusaha hingga hari ini. Saya tau kamu belum bisa memberikan apa apa kepada keluarga mu tapi saya yakin hari itu akan ada masanya. Sepanjang saya mengenal mu, kamu selalu berusaha mencapai apa yang kamu inginkan hingga kamu tiba dititik yang sudah tidak sanggup lagi namun kamu masih bisa bertahan dan lanjut berjuang, saya percaya saat ini kamu belum sepenuhnya berjuang dan itu yang membuat saya sedih melihatnya, seakan kamu mulai putus asa. Tapi percayalah masih ada orang yang akan setia disampingmu dan selalu menjaga serta memberikan semangat.

Saya mengenal mu dari kecil bahkan dari sangat kecil, tapi saya tidak begitu paham dirimu hingga kamu dewasa, namun mengingat pencapaian mu sejak kecil yang selalu mewakili sekolah mu berkompetisi yaa meskipun tidak membawa juara tapi percayalah itu sudah cukup membuat bangga kedua orang tua mu. Ya saya tau kamu terkadang  membuat orang tua mu marah terutama mama kamu tidak mendengarkan perintahnya tapi mama mu selalu sadar menghadapi keras kepala mu i, mungkin setelah dewasa kamu akan menyadari kebodohan mu waktu itu. Saya tau kamu selalu ingat tentang bapak mu, saat dia membuatkan tendah kemah tepat di samping rumah bawah jendela kamar, dan memasang lampu gantung kemudian tertidur dan bangunnya sudah ada di kamar. Saya tau kamu sangat rindu momen itu ketika semua keluarga mu berkumpul dan bercanda bersama. Hanya saja saya kecewa kepada mu ketika bapak mu sakit dan kamu disuruh untuk membersihkannya kemudian kamu mengatakan "Ah tidak mau, bapak bau" sungguh sampai hari ini pun saya yakin kamu sedih dan merasa bersalah meskipun waktu itu usia mu 10 tahun. Sepeninggalan bapak membuat kesabaran dan kekuatan menjadi tolak ukur yang luar biasa bagi mu, dan semua itu dapat kamu lalui karena perjuangan seorang mama yang luar biasa hebatnya, hingga menginjak sekolah lanjut tak sedikit pun kamu kekurangan perlengkapan sekolah, dan saya pun bangga dengan mu karena prestasi yang kamu torehkan tetap terjaga dan sedikit membuat bangga mama mu. Saya yakin ada kenakalan yang membuatmu sadar hingga saat ini dan membangun tameng ketika kamu dewasa, meskipun itu sedikit berlebihan. Baiklah, tak terasa bangku sekolah menengah menantimu dan dengan susah payah kamu mengikuti seleksi masuk, sementara itu orang orang mulai memperingati mama mu kalau saja uang pendidikan di sekolah itu lebih mahal dari sekolah lainnya, hingga mama mu mulai ragu tapi karena tekat mu tetap bertahan dan mama mu bersyukur karena semua kekhwatiran tidak beralasan itu terselesaikan dengan saya mendapat beasiswa hingga lulus. Satu hal yang saya ingat ketika kamu dapat memberikan hadiah dari hasil kompetisi mu ke mama mu, saya merasa bangga melihat mu melakukan itu dan saya percaya kamu pun merasakan hal yang sama yaa walaupun itu sedikit dibanding apa yang mama mu berikan selama itu. Menempuh perguruan tinggi memang tidak mudah, dan saat itu kamu tidak lulus jalur undangan, ya kecewa memang tapi yakinlah saat itu kamu marah tidak ikut bimbingan belajar tapi percayalah karena keluarga mu yakin akan dirimu jadi mereka tidak membiarkan mu mengikuti bimbingan belajar. Dan kerja keras serta doa orang terdekat mu membuatmu lulus di Universitas terbaik di Indonesia Timur. Bangga? ya memang perasaan itu ada disaat orang lain tidak bisa lulus meski sudah membayar jutaan untuk bimbingan. Waktu terus berjalan dan kesibukan demi kesibukan membuat kamu jarang memberikan perhatian extra ke mama mu satu -satunya orang tua yang kamu miliki saat itu, hingga tiba saat mama mu sakit dan kamu berada di luar kota, kemudian kamu tiba dan melihat mama mu sudah semakin sakit dan dengan bodohnya kamu memberikan coklat yang dia minta padahal kamu tau kalau mama mu sedang gula. Ya saya tau kamu tidak tega dengan permintaan beliau tapi karena pikiran bodoh mu itu membuat nyawa ibumu terancam. Dua malam berselang dan mama mu semakin sakit, dan membawanya ke rumah sakit, saya melihat dokter memarahi mu karena gula beliau sudah sangat tinggi dan perhatian mu kurang, Yaa saya tau bebebapa bulan iitu kamu tidak ada didekatnya dan melalui telpon beliau hanya mengatakan dia baik-baik saja. Beberapa minggu menemani beliau di rs dan malam itu itu pun tiba ketika dokter dengan terpaksa memasukkan beliau ke ruang ICU dan menjelang subuh mama mu, orang tua satu - satu mu telah meninggalkan dirimu untuk selamanya. Teman silih berganti datang melihat kamu yang senyum dan tertawa bersama saat itu, meskipun pikiran beberapa teman mu menganggap kamu biasa saja, tapi saya kenal kamu dan kamu tidak bisa menunjukkan hal semenyedihkan itu keorang-orang, mereka hanya tidak tau bagaimana air mata mu jatuh dikamar mandi tiap saat. Saat itu saya sadar "Ooo kamu ternyata sudah dewasa" cukup kamu, saya dan Tuhan yang tahu bagaimana perasaan mu saat itu. setelah kepergian mama mu saya yakin kamu masih ingat janji mu ke mama mu kalau kamu akan menjaga adik mu dengan baik.Tapi kenapa sampai saat ini janji itu belum kamu tepati sepenuhnya? kemana perginya semangat mu yang dulu? saat ini saya ingin mengutuk dirimu yang tidak becus tapi saya percaya satu hal akan dirimu, kamu akan bangkit pada saat yang tepat dan percayalah akan hal itu. Saatnya tiba untuk kelulusan dan betapa sedihnya kamu ketika semua orang menanyakan orang tua mu duduk dimana, dan saya hanya dengar kamu bilang di sana, di sana dan di sana yang kamu tunjuk hanya om dan nenekmu. Prosesi kelulusan yang begitu singkat tapi hingga saat ini belum ada sesuatu yang berarti terjadi setelah prosesi itu.

Harapan, doa, usaha selalu menemani hari-hari ini entah kapan itu semua terwujud. di 1/4 abad mu ini jadilah manusia yang bisa memanusiakan orang lain, yang bisa berarti dari segi apapun itu. Jadikan hari kemarin pelajaran dan hari esok kesempatan dan harapan baru. 

Happy birthday Fitri.
Saya kenal kamu dan kamu kenal saya. 
Be yourself. don't waste your time for useless things
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar

Pernah dengar orang yang masuk kategori move on cepat dan ada juga yang tidak bisa move on sama sekali. saya sendiri masuk dikategori tengah, karena ada kalanya cepat move on dan tidak. Bukan berarti banyak kali pacaran lo yaa. Pernah sekali jaman SMP gitu kan masih labil trus pacaran nah, pas putus move on nya itu cepat banget gitu, mungkin karena abg labil kali ya. Nah, jaman SMA tuh pacarannya pas kelas X aja move on nya bisa dibilang nggak secepat waktu SMP gitu. Pas jaman kuliah pernah suka sama seseorang tapi nggak pacaran, cuman karena suka dan setelahnya kan perlu ada move on biar nggak keingat terus sama doi, tapi yaa karena udah gede jadi move on nya juga susah kan. Nggak tahu juga kalau semua orang merasa seperti itu, ada juga yang move on nya cepat banget dan ada yang sampai kapan pun nggak bakalan lupa T_T. 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan move on. Pertama, sering ketemu. Nah intensitas ketemu doi bakalan jadi hambatan buat move on, bayangin aja kalau tiap kegiatan ada do, gimana mau lupa kalau balik kanan kiri doi mulu yang dilihat. Kedua, cerita teman. Lagi ngumpul bareng teman trus yang jadi main topic nya itu sii doi, ini mah nyoret diatas kertas yang baru aja dihapus. Pengen dihapus di coret lagi, nah kapan lupanya kalau gitu. Ketiga, somed. Buka Facebook muncul di beranda, lihat IG story eh, terscroll otomatis punya doi, emang berteman dengan doi di sosmed sulit buat move on tapi bukan berarti hal itu membuat kita memutuskan silatuhrami kita dong. 

Move on itu permainan hati dan otak. Jadi, ketika kita memutuskan untuk move on hati dan otak haruslah sinergi memahami itu. Ketika otak memutuskan untuk move on maka giliran hati belajar mengikhlaskan, dan ketika hati sudah bertekad maka otak haruslah bertindak. Bertindak dengan memikirkan hal yang jauh lebih positif. 

Don't waste your time finding out your ex.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Youtube....
Ya, platform satu ini memang menjadi tempat berkumpulnya para influencer untuk berbagi cerita dan tentunya penghasilan. Nah si Youtube sendiri ternyata nge-challenge para creator muda ini melalui Creator for Change. Jadi yang ikut creator of change ini tuh nggak sembarangan, orang Youtube memilih beberapa dari mereka yang memiliki konten bermanfaat dan menarik. Nah, tujuan dari program Youtube ini agar para creator muda dapat menjadi agent of change dengan menyoroti permasalahan yang ada di sekitar dan membuat dampak positif bagi dunia. Tujuan yang kelihatannya sederhana sekali tapi akan berdampak besar jika semua orang melakukan perubahan yang sama.

Sepengetahuan saya, Creator for Change ini baru berjalan dua tahun dimulai tahun 2017 dan creator yang terpilih dari Indonesia ada:
2017
- Cameo Project 
- Film Maker Muslim
- Gita Savitri Devi
- Jovi Hunter

2018
- Ayo Mikir
- Cameo Project 
- Duo Harbatah
- Fergie JNX
- Film Maker Muslim
- Gita Savitri Devi
- Inimasabi
- Jovi Hunter
- Kitabisa
- Kok Bisa

Jadi, creator2 yang terpilih harus membuat project tentang isu social dan itu terserah mereka bagaimana, dimana dan apa. Pendanaan dari pembuatan project ini semua dari Youtube. Nah, jika dilihat dari semua creator-creator terpilih tidak ada yang memiliki subcriber sampai sejuta, dan itu merupakan salah satu aspek terpilihnya mereka oleh youtube.

Link dari mereka sudah, jadi tinggal diklik.



Source: Youtube Creator for Change

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Judulnya sesuai dengan buku yang baru saja saya baca, Yaa buku Tere Liye. Buku terbitan tahun 2015 dan cetakan pertama di bulan september, dan baru dibeli ketika cetakan ketiga dari buku ini. Anyway yang membeli juga bukan saya, hehehe. Nah, barulah tadi tepatnya tanggal 11 maret 2019 saya membaca buku ini, ada selisih 4 tahun dari waktu terbitnya.

Terlambat?
Ya, Sangat terlambat, Namun bagi saya membaca bukan terlambat atau tidaknya tapi kehilangan kesempatan mempelajari hal baru lebih cepat. Setelah membaca buku ini banyak pelajaran moral yang saya dapatkan, bahwa belajar bukan tentang cepat tidaknya seorang mengenyam bangku pendidikan tapi seberapa bisa dia mengejar ketinggalan itu dengan bekerja keras. Bukan karena dia seorang tukang jagal sehingga dia tidak punya hati, tapi setiap tindakan harus dipertanggung jawabkan. kepercayaan harga mati dan tidak dapat dibeli dengan harta benda.  Dan setiap nasihat orang tua pasti ada manfaatnya.

Meskipun novel ini fiksi namun tetap sukses membawa pembacanya ikut dengan alur kisahnya seolah berada di lokasi. Novel yang terdahulu pun sampai sekarang masih teringat tentang kisah yang membuat seorang anak biasa menjadi pengacara sukses, Inti tiap novelnya seolah menyiratkan kerja keras.

Genrenya sama sekali jauh dari romance, comedy dan tergolong berat namun tetap menarik dan untuk novel saya memang prefer dengan genre yang tergolong complecated but not applicable for comics hehehe..




Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Sometimes later becomes never.
Do it Now

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • linkedin
  • youtube

Categories

Anything Channel Favorite Geophysics Thought Youtube books review skincare

Popular Post

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  Agustus 2022 (1)
  • ►  2020 (3)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Januari 2020 (2)
  • ▼  2019 (20)
    • ►  Agustus 2019 (3)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  April 2019 (4)
    • ▼  Maret 2019 (6)
      • Seberapa Sulit Melangkah Itu?
      • Mengulik perbedaan pendapat
      • Thanks For Myself
      • Move On dengan Kecepatan Cahaya
      • Creator for Change
      • PULANG
    • ►  Februari 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (4)
  • ►  2018 (20)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Agustus 2018 (3)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (1)
    • ►  April 2018 (10)
    • ►  Maret 2018 (1)
    • ►  Februari 2018 (1)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (8)
    • ►  Oktober 2017 (1)
    • ►  Agustus 2017 (2)
    • ►  Juli 2017 (3)
    • ►  Mei 2017 (2)

Followers

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates