Mengulik perbedaan pendapat

by - 23:12

 

Beberapa hari belakangan saya aktif menonton Vlog dari Syarif Zapata. Isi Vlognya sangat inspiratif dan melihat dari berbagai sudut pandang. Nah, karena tulisan ini bukan segmen review so, info tentang isi vlognya bagaimana saya skip. 

Disini saya ingin berbagi pendapat saya tentang apa yang dipaparkan Adrian dan Nadine di salah satu Vlog Syarif Zapata tentang Islamophobia di Eropa. Ada pernyataan dari Nadine maupun Adrian yang menarik yaitu mereka sama-sama berpendapat jika menikah dengan beda agama itu sah-sah saja. Saya tidak bisa menilai pendapat dari mereka benar apa salah karena selama konteks nya dalam hal pendapat maka tidak ada penilaian di dalam kalimat itu. Yang ingin saya katakan dari beberapa sumber yang saya baca bahwa tidak ada larangan mutlak menikah dengan orang yang memiliki agama berbeda dengan kita, dan itu terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Maidah: 5 (lebih lengkapnya bisa lihat referensi yang saya baca). Dari Pandangan saya menikah beda agama perlu pemahaman yang mendalam lagi, karena perbedaan agama saya yakin memiliki perbedaan prinsip dalam bersikap dan berpikir. Mungkin sebagian orang menganggap agama hanyalah sebatas status, tapi bagi sebagian orang lagi agama memiliki ideologi yang harus dijunjung tinggi. Dan semua orang berhak atas haknya memeluk agama sesuai kenyakinannya masing-masing.

Saya memiliki keluarga yang kebetulan menikah dengan beda Agama dan berujung mengikuti agama suaminya Islam, namun perbedaan prinsip tidak serta merta mengikut dengan mudahnya. Karena menurut saya prinsip hidup tidak jauh berbeda dengan kebiasaan sehari-hari, (entah ada yang berpendapat berbeda dengan saya, silahkan saja). Itu hanya contoh kecil dari menikah berbeda agama. Pertayaanya bagaiamana dengan anak mereka kelak? I don't care about that. It's not business, the choice is in their hands.

Nah, selain masalah menikah berbeda agama, ada juga mengenai menggunakan hijab/burqah/ Jilbab. Di Eropa terutama di tempat mereka Swiss masih jarang menemukan orang menutup aurat, namun jika di Berlin karena pendatang dari Turki dan beberapa negara Islam sehingga hal itu sudah tampak biasa. Nah, berbeda lagi bagi orang tua atau nenek, mereka masih melihat orang yang menutup aurat sebagai orang aneh dan masih belum terbiasa, bukan karena anti atau apapun itu hanya saja orang tua/nenek ini belum terbiasa terutama bagi muslimah yang menggunakan burqah. 

Ketika saya berkomunikasi dengan teman yang kebetulan orang Eropa mereka menganggap jika menggunakan jilbab itu budaya, mereka tidak menanggap itu identitas suatu agama tapi suatu bangsa. Nggak heran juga yaa karena negara kita mayoritas muslim jadi mereka menganggap itu semacam culture. Padahal menggunakan jilbab (menutup aurat sesuai ketentuan) merupakan kewajiban setiap muslimah. Bagi yang menonton youtube Syarif Zapata akan mengerti perbedaan pendapat saya dengan Adrian dan Nadine. But over all that's how you view a religion.

Apa yang saya paparkan ditulisan ini murni pendapat saya mengenai apa yang saya lihat, dan masih banyak yang ingin saya tambahkan, mungkin di tulisan selanjutnya yaa..

So, don't judge any statement from other people.
Please, respect people's opinions.



Referensi : Youtube : Syarif Zapata
                  KonsultasiSyariah.com 

0 komentar